kenapa cerita?
Anita Sobron:
“Saya lahir dan tumbuh besar di eksil, di mana kami selalu harus berpindah-pindah dan tiap kali berubah nama. Jadi perubahan bagi saya adalah hal biasa. Tapi, ada satu hal yang tidak pernah berubah: rapat-rapat almarhum ayah dan ibu - setiap kali rapat, setiap kali rapat. Selalu bicara tentang ’65. Sejak saya lahir, sampai saya dewasa. Apa-apa ’65, sedikit-sedikit ’65.
Suatu hari saya merasa sangat kesal dengan ini dan bilang kepada ayah, “Ayah, kenapa sih kalian ini orang-orang tua - selalu bicara tentang ’65. Mau apa sih? Bukannya hidup itu harusnya melihat ke depan, tidak terpaku di belakang?” Ayah tertegun dan tampaknya tergelitik, dia tertawa, “Betul juga Nit, lucu ya? Jadi kau panggil kami ini ‘Kaum 65’, begitu ya?”
Anak-anak saya, karena dekat dengan almarhum Kakeknya, pastinya juga dapat cerita tentang ’65, begitu mereka cukup umur untuk bisa berpikir dan bertanya. Sebenarnya, meskipun saya kesal dengan kebiasaan ini, saya pikir anak-anak saya beruntung juga. Tentu sebagai manusia kita semua suatu saat pasti akan berusaha mencari akar kita - lihat saja anak yang diadopsi, begitu tahu bahwa mereka diadopsi, biasanya selalu berusaha mencari asal-usulnya. Bagaimana pun juga, itu adalah bagian dari hidup saya, bagian dari hidup almarhum Kakek dari anak-anak saya.
Saya pikir cerita-cerita ini penting untuk diteruskan, karena cerita-cerita ini adalah akar kita.”
#living1965 #1965setiaphari
Suatu hari saya merasa sangat kesal dengan ini dan bilang kepada ayah, “Ayah, kenapa sih kalian ini orang-orang tua - selalu bicara tentang ’65. Mau apa sih? Bukannya hidup itu harusnya melihat ke depan, tidak terpaku di belakang?” Ayah tertegun dan tampaknya tergelitik, dia tertawa, “Betul juga Nit, lucu ya? Jadi kau panggil kami ini ‘Kaum 65’, begitu ya?”
Anak-anak saya, karena dekat dengan almarhum Kakeknya, pastinya juga dapat cerita tentang ’65, begitu mereka cukup umur untuk bisa berpikir dan bertanya. Sebenarnya, meskipun saya kesal dengan kebiasaan ini, saya pikir anak-anak saya beruntung juga. Tentu sebagai manusia kita semua suatu saat pasti akan berusaha mencari akar kita - lihat saja anak yang diadopsi, begitu tahu bahwa mereka diadopsi, biasanya selalu berusaha mencari asal-usulnya. Bagaimana pun juga, itu adalah bagian dari hidup saya, bagian dari hidup almarhum Kakek dari anak-anak saya.
Saya pikir cerita-cerita ini penting untuk diteruskan, karena cerita-cerita ini adalah akar kita.”
#living1965 #1965setiaphari