tentang tigapuluh september
surat untuk cucuku setia 1 tigapuluh September orang masih terus bicara orang masih terus bertanya tinggal seperti dongeng tentang horor dan tragedi apa dan apa siapa dan siapa mengapa dan mengapa dan dalam ketidaktahuan semua bicara berebut kebenaran sejarah dan kisah menjadi larut dan hanyut di dalam buih-buih tawa dan pesta malaikat al-maut di tengah raung kehidupan yang musnah 2 di tengah orang-orang mengais timbunan tanah dibongkar timbunan kisah dibongkar atas nama sejarah pelurusan kemenangan atas yang lemah kekuasan atas yang kalah atas nama sejarah 3 di tengah horor dan tragedi aku, kakekmu, ingin kembali pada diriku debu sejarah dan sebagai debu sejarah kuikuti bayangan matahari bukan demi rembulan saja tapi juga lembah gunung dan hutan yang mustahil aku hindari kuikuti bayangan angin bukan demi derai sayapnya saja tapi juga arus musim dan badai yang mustahil aku hindari cucuku, jaman ini jaman demokrasi kata orang jaman ini jaman reformasi kata orang apa arti semboyan jika habis di teriakan reformasi demokrasi dan entah apa lagi gemuruh guntur musim kemarau membentur dinding kekuasaan lebur dalam mimpi siang hari semua itu bukan ibarat tapi isyarat jantung tirani masih bernafas masih berapi 4 pada 30 september ini, setia kisah masih sama bermain kepalsuan bermain kemanusiaan bunga-bunga merah-putih masih berkembangan bunga-bunga kemerdekaan di tengah belantara merpati-merpati putih masih mengembang sayap sayap-sayap perdamaian di langit kering kakilangit yang biru kakilangit harapan kemanusiaan masih berdenyut walaupun teramat lembut 5 setia, cucuku bulan ini bulan kelahiranmu juga bulan ketika opamu mulai jadi debu debu sejarah yang abadi Hersri Setiawan #living1965 #1965setiaphari
0 Comments
|
Archives
September 2017
Kontributor
All
|