#1965setiaphari
  • pulang
  • tentang
  • kontak
  • 1965setiaphari

#1965setiaphari

Memutus Rantai Kebisuan

10/3/2016

0 Comments

 
Selamat Siang, salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat Bapak Erwan Agus Purwanto Ph.D, dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Yang terhormat Bapak Hilmar Farid Ph.D, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia.
Yang terhormat Para Pengajar dan Civitas Academika Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Yang terhormat saudara-saudara hadirin.
 
Siang ini adalah hari yang penting untuk saya, yaitu “pulang” ke “rumah” besar almamater bernama Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada. Dahulu bernama jurusan Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik (HESP) yang bertempat di pagelaran, alun-alun utara. Sesudah 51 tahun “si anak hilang” telah ditemukan oleh “ibu”nya. Limapuluh satu tahun sungguh waktu yang panjang dalam sejarah. Dan waktu itu masih bisa lebih panjang lagi jika kita tidak berbuat sesuatu. Jika kita tidak berani mengambil tindakan memutus rantai kebisuan.
 
Terimakasih untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada, khususnya bapak dekan yang telah mengambil tanggungjawab untuk melawan upaya pelupaan yang tak kenal henti. Karena selama lima puluh tahun kita telah menjadi bagian dari sistem politik  yang memaksakan tentang apa yang harus diingat dan apa yang harus dilupakan. Sehingga kita kehilangan kesadaran dan ingatan masa lalu yang sangat penting untuk menata kembali kehidupan masa kini.
 
Penghargaan ini  bukan untuk saya pribadi tetapi untuk beratus-ratus teman yang hilang dan tidak kembali. Penghargaan ini juga  untuk  mengingat dan memaknai  suara dan martabat korban 65,  sebagai upaya  untuk pengungkapan kebenaran, rehabilitasi  serta rekonsiliasi.
 
Saya mengucapkan terimakasih kepada isteri  dan anak-anak saya yang dengan penuh rasa cinta dan kasih bersama berjuang dalam ziarah kemanusiaan untuk menabur benih keadaban dan keadilan.
 
Saya akan menutup dengan puisi untuk  almarhum sahabat saya Bung Ibnu Santoro (dosen Fakultas Ekonomi), almarhum Bung Sunardi (dosen Fakultas Pedagogi) dan  untuk para mahasiwa UGM, yang hilang di tahun 65-66.
 
Hersri Setiawan
#1965setiaphari
​#living1965


0 Comments

Tentang Tigapuluh September

3/10/2014

0 Comments

 
tentang tigapuluh september
surat untuk cucuku setia

1
tigapuluh September
orang masih terus bicara
orang masih terus bertanya
tinggal seperti dongeng
tentang horor dan tragedi
 
apa dan apa
siapa dan siapa
mengapa dan mengapa
dan dalam ketidaktahuan
semua bicara berebut kebenaran
 
sejarah dan kisah menjadi larut
dan hanyut di dalam buih-buih
tawa dan pesta malaikat al-maut
di tengah raung kehidupan yang musnah
 
2
di tengah orang-orang mengais
timbunan tanah dibongkar
timbunan kisah dibongkar
atas nama sejarah
pelurusan
kemenangan atas yang lemah
kekuasan atas yang kalah
atas nama sejarah
 
3
di tengah horor dan tragedi
aku, kakekmu, ingin kembali
pada diriku
debu sejarah
 
dan sebagai debu sejarah
kuikuti bayangan matahari
bukan demi rembulan saja
tapi juga lembah gunung dan hutan
yang mustahil aku hindari
 
kuikuti bayangan angin
bukan demi derai sayapnya saja
tapi juga arus musim dan badai
yang mustahil aku hindari
 
cucuku,
jaman ini jaman demokrasi
kata orang
jaman ini jaman reformasi
kata orang
apa arti semboyan
jika habis di teriakan
 
reformasi demokrasi
dan entah apa lagi
gemuruh guntur musim kemarau
membentur dinding kekuasaan
lebur dalam mimpi siang hari
 
semua itu bukan ibarat
tapi isyarat jantung tirani
masih bernafas
masih berapi
 
4
pada 30 september ini, setia
kisah masih sama
bermain kepalsuan
bermain kemanusiaan
 
bunga-bunga merah-putih
masih berkembangan
bunga-bunga kemerdekaan
di tengah belantara
 
merpati-merpati putih
masih mengembang sayap
sayap-sayap perdamaian
di langit kering
 
kakilangit yang biru
kakilangit harapan
kemanusiaan
masih berdenyut
walaupun teramat lembut
 
5
setia, cucuku
bulan ini bulan kelahiranmu
juga bulan ketika opamu
mulai jadi debu
 
debu sejarah
yang abadi


Hersri Setiawan


#living1965 #1965setiaphari
0 Comments

    Archives

    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    March 2017
    February 2017
    December 2016
    October 2016
    September 2016
    June 2016
    May 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    October 2014
    February 1989

    Kontributor

    All
    Anita Sobron
    Anonim
    Danang Sutasoma
    Dhyta Caturani
    Hersri Setiawan
    Heru Hikayat
    Ilham Aidit
    Ken Setiawan
    Mikael Johani
    Rahung Nasution
    Randy
    Rangga Purbaya
    Ratrikala Bhre Aditya
    Ruth Havelaar
    Sari Safitri Mohan
    Sri Nasti Rukmawati
    Tedjabayu Sudjojono
    Tintin Wulia
    Veronika Kusumaryati
    Whisnu Yonar
    Wulan Dirgantoro
    Zely Ariane

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by PowWeb
  • pulang
  • tentang
  • kontak
  • 1965setiaphari